Pagi ini, setelah santap sahur, sambil menunggu adzan subuh, aku seperti biasa sekedar browsing-browsing ringan. Cek pesbuk, cek blog (walau tetep sepi-sepi aja), cek imel, dll. Dasar si Arif, bukannya ngaji gitu ya.. hihi
Dari hasil cuci mata di pesbuk, ada satu status dari seorang teman yang sempet bikin aku mikir, sebut saja namanya Telor Swift. Si Telor Swift kira-kira bilang begini:
Akibatnya, nggak jarang kan ada orangtua yang memaksakan anak-anaknya untuk sekolah atau kuliah di bidang tertentu, yang belum tentu sesuai dengan minat si anak. Well, maksud orangtua memang baik. Mereka sangat ingin anak-anaknya bahagia, kelak. Dengan sekolah di sekolah favorit, lulus dengan nilai baik, supaya nantinya bisa bekerja dengan upah yang tinggi.
Padahal, kesuksesan nggak cuma melulu dinilai dari upah atau gaji loh, menurut aku...
Kesuksesan hidup, yang pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan hidup, menurut aku sederhana (pake hashtag #Bahagiaitusederhana). Menurut aku, seseorang bisa bahagia kalo bisa melakukan sesuatu yang sesuai dengan dirinya. Hidup sesuai dengan minatnya. Tanpa ada paksaan. Nggak peduli dengan tinggi atau rendahnya gaji dan materi yang dimiliki. Yah walaupun kita nggak bisa munafik, sekarang ini semua serba nggak ada yang gratis.
Salah seorang sahabat blogger, mbak Ely Meyer, berbagi sedikit cerita pengalaman hidupnya. Ia tuangkan dalam barisan 5 fakta tentang dirinya.
Mengutip langsung dari tulisan itu, bahwa mbak Ely adalah:
Kamu tau dari mana rif kalo mbak Ely bahagia disana? Ketemu aja belum pernah..
Di barisan fakta-fakta tentang dirinya, mbak Ely secara tersirat cerita kalo dia bisa hidup bahagia, tanpa harus dengan materi berlimpah. Walaupun aku yakin, secara materi, mbak Ely dan keluarga punya lebih dari cukup.
Satu yang menarik, mbak Ely bilang kalo dia lebih suka disebut wong ndeso daripada orang kota. Mbak Ely lebih suka jalan-jalan naik sepedanya, si Lila - daripada nyetir mobil merahnya, si Rubin - yang lebih sering dianggurin di garasi rumahnya. Mbak Ely juga ngaku belum butuh hape, gadget, dll. Mbak Ely aneh yah, hihi..
Sebagai hobi, mbak Ely nggak memilih hobi yang butuh asupan materi berlebih. Mbak Ely lebih suka bercocok tanam di kebun kecil-nya, di halaman belakang atau depan rumahnya, bercengkerama dengan bunga-bunga cantik dan aneka sayuran yang ia tanam, lengkap dengan kupu-kupu cantiknya dan burung-burung kecil.
Satu yang aku yakin, mbak Ely bahagia dengan apa yang ia lakukan.
Hmmm.. #Bahagiaitusederhana yah..
Menurut kamu, bahagia itu gimana?
p.s. Hei kamu! Mbak Ely mau berbagi kebahagiaan dari Eropa nih. Setelah kemarin pernah bagi-bagi kartu pos cantik dari Jerman, kali ini Mbak Ely mau bagi-bagi kartu pos lagi, tapi dari Austria, tetangganya Jerman. Kamu mau dikirimi kartu pos cantik dari Austria? Yuk disimak caranya di blognya mbak Ely, duniaely.com.
Dari hasil cuci mata di pesbuk, ada satu status dari seorang teman yang sempet bikin aku mikir, sebut saja namanya Telor Swift. Si Telor Swift kira-kira bilang begini:
"Kuliah yang rajin, supaya bisa lulus dengan nilai bagus, lalu bisa dapat kerjaan dengan gaji tinggi" merupakan didikan Belanda agar Indonesia nggak maju-majuHmmm... Terlepas dari benar atau nggak-nya pernyataan terakhir, didikan Belanda agar Indonesia nggak maju-maju - menurut aku status ini ada benarnya juga. Kita tau, hampir semua dari kita, seperti terdidik dengan dogma "sekolah untuk kerja". Itu yang ada di pikiran banyak dari orangtua kita, lalu menurun ke anak-anaknya.
Akibatnya, nggak jarang kan ada orangtua yang memaksakan anak-anaknya untuk sekolah atau kuliah di bidang tertentu, yang belum tentu sesuai dengan minat si anak. Well, maksud orangtua memang baik. Mereka sangat ingin anak-anaknya bahagia, kelak. Dengan sekolah di sekolah favorit, lulus dengan nilai baik, supaya nantinya bisa bekerja dengan upah yang tinggi.
Padahal, kesuksesan nggak cuma melulu dinilai dari upah atau gaji loh, menurut aku...
Kesuksesan hidup, yang pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan hidup, menurut aku sederhana (pake hashtag #Bahagiaitusederhana). Menurut aku, seseorang bisa bahagia kalo bisa melakukan sesuatu yang sesuai dengan dirinya. Hidup sesuai dengan minatnya. Tanpa ada paksaan. Nggak peduli dengan tinggi atau rendahnya gaji dan materi yang dimiliki. Yah walaupun kita nggak bisa munafik, sekarang ini semua serba nggak ada yang gratis.
Salah seorang sahabat blogger, mbak Ely Meyer, berbagi sedikit cerita pengalaman hidupnya. Ia tuangkan dalam barisan 5 fakta tentang dirinya.
Mengutip langsung dari tulisan itu, bahwa mbak Ely adalah:
Perempuan asli Jawa yang tanpa ragu meninggalkan puluhan murid les bahasa Inggrisnya, juga murid les matematika, dan siswa les kimia, sahabat tersayangnya, keluarga serta sanak saudaranya juga sebuah rumah yang dibangun dari peluh keringatnya, guna terbang jauh bersama belahan jiwanya, dan menetap di satu desa di benua Eropa sana, sebuah kampung kecil yang dia sebut desa dongeng.Menarik yah, mbak Ely rela meninggalkan segala yang ia miliki di kampung halamannya, untuk terbang jauh menjemput bahagia, dan menetap di kampung kecil di Eropa, bersama suaminya tercinta. Hmm..
Kamu tau dari mana rif kalo mbak Ely bahagia disana? Ketemu aja belum pernah..
Di barisan fakta-fakta tentang dirinya, mbak Ely secara tersirat cerita kalo dia bisa hidup bahagia, tanpa harus dengan materi berlimpah. Walaupun aku yakin, secara materi, mbak Ely dan keluarga punya lebih dari cukup.
Satu yang menarik, mbak Ely bilang kalo dia lebih suka disebut wong ndeso daripada orang kota. Mbak Ely lebih suka jalan-jalan naik sepedanya, si Lila - daripada nyetir mobil merahnya, si Rubin - yang lebih sering dianggurin di garasi rumahnya. Mbak Ely juga ngaku belum butuh hape, gadget, dll. Mbak Ely aneh yah, hihi..
Berkebun, salah satu yang menjadi hobinya |
Sebagai hobi, mbak Ely nggak memilih hobi yang butuh asupan materi berlebih. Mbak Ely lebih suka bercocok tanam di kebun kecil-nya, di halaman belakang atau depan rumahnya, bercengkerama dengan bunga-bunga cantik dan aneka sayuran yang ia tanam, lengkap dengan kupu-kupu cantiknya dan burung-burung kecil.
Satu yang aku yakin, mbak Ely bahagia dengan apa yang ia lakukan.
Hmmm.. #Bahagiaitusederhana yah..
Menurut kamu, bahagia itu gimana?
p.s. Hei kamu! Mbak Ely mau berbagi kebahagiaan dari Eropa nih. Setelah kemarin pernah bagi-bagi kartu pos cantik dari Jerman, kali ini Mbak Ely mau bagi-bagi kartu pos lagi, tapi dari Austria, tetangganya Jerman. Kamu mau dikirimi kartu pos cantik dari Austria? Yuk disimak caranya di blognya mbak Ely, duniaely.com.
50 Komentar
aku penasaran banget mas dengan sosok mbak Ely,,,
BalasHapusSama mbak, aku juga :D
Hapus*colek mbak Ely
Colek pakai sabun? :D
HapusMaunya pake sabun colek B29 apa Bukrim, mbak El? :D
Hapuslebih suka yang cair saja deh hahahaaa
HapusHihi.. sabun colek sekarang udah nggak jaman ya mbak :D
HapusDI sana juga biasa orang pakai sabun cair?
HapusBiasa kok mbak. Buat nyuci piring juga ada sabun cairnya
HapusKalau nyuci piring dari dulu emang sabun cair terus ya, tapi di sini ada juga sabun ynag gelondongan itu buat mandi, nggak cair saja :)
HapusDulu mah masih banyak ibu-ibu yang nyupir pake sabun colek mbak, sebelum hadirnya sabun cair yg merknya "cahaya matahari" itu yang jadi pelopor...
HapusSabun yang padatan gitu maksudnya mbak? Bukannya emang dari dulu udah pake sabun gelondongan gitu mbak? sekarang juga masih banyak kok mbak
*ini kenapa jadi bahas sabun yah
hahhahhaa .... kenapa masih tanya soal sabun juga coba? :D
Hapushihihi.. biar bahasannya berlanjut terus mbak :D
Hapushihihi ... ngakak aku :D
Hapusresikonya kalau berbalas komentar memang akan melebar ke mana mana :)
haha.. iya mbak.. gpp sih, kan seru juga :D
Hapuswah menarik isinya nih..iya terkadang bahagia itu ga cuma karena uang ya...
BalasHapusIya mas :D
HapusJadi menurut mas Danni, bahagia itu gimana?
sulit definisikan itu gimana..
Hapustp yg jelas klo pas nerima, ga ngegerutu itu dah buat bahagia..yg buat ga bahagia ya ngegurutu..klo kata2 orang, krn ga syukur makanya ga bahagia..
tp kadang bahagia juga bisa diukur dari duit sih..misalnya ada hutang belum bisa bayar..lah apa bisa bahagia? :D yang ada malah kepikiran terus buat ngelunasinnya..apalagi udah mendekati jatuh tempo..
Rajin bersyukur, rajin sedekaah juga ya mas Dan :)
HapusTampak bahagia ya tinggal di Eropa. Sepertinya tinggal di kampung saya di Indonesia juga lebih bahagia.
BalasHapusYang tinggal di Jepang gimana bang Sandy? :D
Hapus@Sandy,
HapusTampak bahagia? hihihihi
Hidup saya di Jepang juga ndak jauh beda ketika di Bandung ato di kampung. Ke mana2 jalan kaki. Makan juga ngirit. Sambil diet sih.. hahaha
HapusBahagia? Hmm definisi bahagia saya sih kalo bisa mencapai target di pekerjaan :D
Kalo banyak temennya kyk di jepang mah enak ya bang. Semua orang jalan kaki, dan fasilitas pejalan kaki disana emang bagus. Jadi kita juga nggak merasa aneh, jalannya juga jadi nggak capek
HapusAneh tapi nyata ya aku? hihihihi ... berbeda memang indah ya :)
BalasHapusMakasih banyak sudah ikutan :)
Iya mbak. Kalo nggak ada perbedaan, lagu pelangi harus ganti liriknya...
HapusMemang, cuma yaitu dalam kasus aku karena aku suka beda sering dikira wong ndeso hahahhaha .... pada nggak tahu memang kalau aku orangnya suka ngetes hihihi
HapusHihi.. ya gpp toh mbak. Dengan jadi wong ndeso malah jadi lebih baik, kembali ke alam :)
HapusKalau konotasinya kembali ke alam sih oke, namun orang sering menstempel orang lain karena penampilannya, jadi penampilan luar itu mutlak hihihi ... wajar kalau banyak yang ketipu :)
HapusOwh.. la aku juga penampilannya ndeso kok mbak :D
Hapushahahahaha ... mana ada orang ndeso pakai dasi? *dilempar martabak* :D
HapusYah si arif mah luarnya aja pake dasi, dalemnya mah tetep ndeso mbak :D
HapusItu foto kenang2an waktu ujian skripsi dulu mbak
Ah kata siapa? kukira zaman seprti ini nggak ada yang mau dibilang wong ndeso, maka banyak yang berlomba lomba bikin Image orang kota. Banyak yang ketipu dengan penampilan luar, baik yang berpenampilan kota atau desa :D
Hapusdan ternyata banyak yang gagal aku test hihihi rata rata mikir aku orang desa hahahaha :D
Hihi.. aku bukan termasuk yang ketipu loh ya mbak. Kan aku mengutip langsung dari pernyataan mbak Ely :D
HapusAkuuuuu mau donk ketemu sama Mbak Elyyyyy..
BalasHapus*nunggu dapet warisan
*atau menang lotere
*wkwkwk
Iya bahagia itu sederhana kok.. Dengan ngeblog aja uda bisa bikin bahagia.. Silaturahmi dengan teman sesama blogger.. Dapet banyak info.. Mengasyikkan banget..
Emang cinta itu perlu pengorbanan ya, Bang..
Mbak Ely menginspirasi bangeeeet.. :P
Haha.. minta mbak Ely ngadain sayembara aja, hadiahnya tiket PP plus akomodasi :D
Hapus*digeplak mbak Ely
Itu kebahagian blogger banget ya beb. Andai nggak bisa ngeblog sehari aja, udah uring-uringan tuh
Cciieee yang ngebahas cinta lagi.. cciieee beby
Itu sih langsung dijadiin klepon sama Mbak Ely, Bang. Buahahah.. :D
HapusYap bener..
Kalok mati lampu rasanya bete, apalagi pas abis kuota.
Eh maap jadi curhat. Hihihi.. :P
Hahah.. Cinta itu menyakitkan :P
Hahaha.. diisi gula jawa donk akunya, trus dilumurin parutan kelapa :D
HapusGpp beb. Itu kan duka kita bersama. Hikz..
Hmm.. menyakitkan tapi mau mau lagi
Lho, sepeda pun ada namanya? Wah, sepertinya agak langka ini.. :D
BalasHapusYah om Kutu mah. Itu udah biasa kali om. Aku juga kasih nama untuk setiap barang yang sering aku pake. Ni laptop namanya Lenny, henpon aku namanya Jenny, motor aku namanya Betty
HapusOh.. dasar kutu ketinggalan zaman.. Eh tapi itu kok nama-nama mbakyu semua ya? Nggak ada yang Bambang, Agus atau Faisal.. :D
HapusHmm.. aku kan cowok, om. Masa tiap hari ditemenin sama Bambang, Agus, atau Faisal. Ogah ah
Hapus:D
Iya juga ya.. Lagian ganjil juga sih kalo laptop atau hape punya nama Baskoro atau Totok..
HapusHihi.. asal jangan P*abowo atau J*kowi aja om :D
Hapusdulu pertama kerja setelah lulus, kemudian resign, aku bahagiaaaaa banget loh. padahal kan malah gak punya duit ya. lah pas kerja punya duit tp gak bahagia koq.
BalasHapusHoho.. berarti terbukti donk yah qied :D
Hapusinti terpenting dr pendidikan (entah itu sekolah atau apa) kalau menurut saya adalah membangun/membentuk pola pikir... dan tetep pendidikan itu penting, tapi tetap bukan satu2nya penentu kebahagian, kesuksesan, kemapanan, entah apalah namanya...
BalasHapusbahagia itu opsional, kalau kita mau, ya nikmati... :D
Naah! Betul banget tuh mas. Bahagia emang sederhana kan ya
HapusNtar kalau ada kopdar bersama mbak eli di Kudus sana, aku mau datang ah.. hahaha...
BalasHapusEh ada mas Ndop. Iya mas, aku juga pengen ketemu mbak Ely. Pengen dilempar klepon :D
HapusSetuju deh sama kamu... bahagia itu sederhana, bisa melakukan apa yang kita suka meski ga berlimpah materi. =D
BalasHapusDear teman. Silakan berkomentar. Tapi khusus untuk post yang telah terbit > 7 hari, mohon maaf komentar kamu nggak langsung muncul, karena harus dimoderasi. Trims